



AGUS
SYAPUTRA
GUSTI
ARMANDA
NANANG
RAHMATIKA
SRI
DIANA
T.TOPAN
AHADINUR .S


Dunia pada masa Perang Dingin
Perang dingin adalah perang
ideologi demokrasi-kapitalis (Amerika Serikat) vs sosialis-komunis (Uni Sovyet).
A. Faktor penyebab:
- Pertentangan paham yang
dianut oleh Amerika Serikat (demokrasi-kapitalis) dengan Uni Sovyet
(sosialis-komunis).
- Keinginan AS dan US
menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara yang baru sesuai dengan paham
yang dianutnya.
- Adanya program Marshall
Plan dan Truman Doctrine yang diluncurkan oleh AS.
- Dibentuknya NATO oleh
Blok Barat dan Pakta Warsawa oleh Blok Timur.
B. Bentuk-bentuk Perang Dingin
1. Pemerintahan komunis Cina
Kekuatan
komunisme di Asia semakin besar dengan menguatnya Partai Komunis Cina pimpinan
Mao Zedong dalam struktur pemerintahan Cina.
Pemerintahan komunis di cina
tersebut menjadi salah satu kekuatan Blok Timur dalam Perang Dingin.
Cina secara geopolitik dan geostrategis memiliki dua keuntungan
penting dalam Perang Dingin, yaitu:
- Cina menjadi negara
yang berpotensi besar sebagai target perluasan pengaruh ideologi kedua
negara dan juga berperan sebagai kekuatan sentral dari ideologi yang
dimenangkan dalam pertarungan ideologi tsb.
- Posisi geografis Cina
yang strategis menguntungkan bagi kedua negara adidaya dalam hal efektivitas penyebarluasan ideologi
masing-masing di kawasan Asia Tengah dan Asia Tenggara.
2. Perang Korea
Korea pecah menjadi dua,
yaitu Korea Utara dipimpin oleh Kim Il Sung dengan ideologi komunis dan Korea
Selatan dipimpin oleh Syngman Rhee yang anti komunis (liberal).
Bentuk Perang Dingin di
Korea terlihat pada saat pecah perang Korea pada tahun 1948, dimana US
mendukung Korut dan AS mendukung Korsel. Dalam perang tsb Korea Selatan kalah
karena kalah persenjataan dan pasukan.
Cina kemudian ambil bagian
dalam perang tersebut dan menyebabkan makin melebarnya ruang konflik Perang
Dingin di Asia.
Perang urat syaraf antara
kedua kubu tersebut belum reda hingga sekarang.
3. Revolusi Kuba
Pada periode 1940-1944 &
1952-1958 Kuba mengalami state- terrorism di bawah kekuasaan Fulgencio
Batista, yaitu kondisi dimana aparatur pemerintah melaksanakan teror dan
kekejaman terhadap rakyatnya dengan menggunakan segenap perangkat negara.
Melalui polisi dan tentara, Batista mengekang kehidupan sosial politik
masyarakat, surat khabar dan pers dibungkam, pihak oposisi diintimidasi dan
dipenjarakan, wartawan diteror dan disiksa dan lawan-lawan politik dibuang ke
Miami.
Muncul dua kelompok
gerilyawan revolusioner yang melawan Batista, yaitu The Second Front pimpinan
Eloy Guierez dan kelompok revolusioner pimpinan Fidel Castro yang mendorong
terjadinya Revolusi Kuba.
Penyerangan Castro yang
pertama dikenal dengan “26th of July Movement”, walaupun
gagal tetapi berhasil menggugah semangat rakyat Kuba.
Akhirnya pada tahun 1956
bersama dengan Che Guevara, Fidel Castro berhasil menggulingkan pemerintahan
diktator Batista. Castro menjadi pemimpin Kuba dan menjalankan negaranya dengan
haluan komunisme.
Secara strategis, AS melihat
kekuatan komunisme di Kuba sebagai suatu ancaman karena ada efek domino
penyebaran paham komunisme di Kuba dan kedekatan jarak antara Kuba dan AS yang
menyebabkan kedekatan jarak tempur Kuba-AS dan memungkinkan US menyimpan
rudalnya di Kuba.
Oleh karena itu AS membangun
kekuatan penangkal untuk menghadapi ancaman tsb, yaitu dengan memperkuat
dominasi persenjataan dan militernya di kawasan Kuba.
Ketegangan Perang Dingin
antara AS dan Kuba memuncak pada Oktober 1962 dalam bentuk Cuban Missile
Crisis.
Krisis Misil Kuba berakhir
dengan kesepakatan antara Nikita Khrushchev dan John F. Kennedy yang terdiri
atas: US menarik semua hulu ledak nuklirnya dari Kuba dan tidak membangun
instalasi nuklir di sana, dan AS tidak diperbolehkan menginvasi Kuba.
4. Perang Vietnam & perkembangan politik di Asia Tenggara
Perang Vietnam (1955 –
1975) & perluasannya di kawasan Asia
Tenggara merupakan salah satu bentuk nyata Perang Dingin.
Perang Vietnam menyebabkan
pecahnya negara ini menjadi dua bagian, yaitu:
Pada 31 Januari 1973
ditandatangani kesepakatan perdamaian antara Komunis Vietnam Utara, Vietnam
Selatan dan Amerika Serikat yang dikenal dengan ….
Implementasi dari
kesepakatan tersebut adalah….
Tahun 1974 Vietnam Utara
melanggar kesepakatan perdamaian tersebut dengan menganeksasi beberapa daerah
Vietnam Selatan. Alhasil perang dimenangkan oleh ….
Dampak dari Perang Vietnam
bagi kondisi politik dan perkembangan ideologi di kawasan Asia Tenggara adalah
….
Penyebaran paham komunisme
di Asia Tenggara didalangi oleh sebuah lembaga di Uni Sovyet yang bernama ….
Dengan pola kaderisasi ….
Kekuatan komunisme di Asia
Tenggara tersebar di beberapa kawasan, yaitu ….
Di Laos, paham komunisme
diterapkan oleh …., yaitu ….
Di Kamboja, pengaruh komunisme
disebarkan oleh ….
Tahun 1977 terjadi
pertikaian antara Kamboja dan Vietnam, Kamboja didukung oleh …., Vietnam
didukung oleh …. Dengan puncak pertikaian ….
A.Hubungan
Perkembangan Teknologi Persenjataan dan Ruang Angkasa dengan Kondisi Keamanan Dunia
pada Masa Perang Dingin
Berakhirnya Perang Dunia II menyebabkan kekuatan dunia terbagi atas dua
blok, yaitu Blok Barat pimpinan Amerika Serikat dan Blok Timur pimpinan Uni
Soviet. Blok Barat dan Blok Timur tersebut saling bersaing berebut pengaruh dalam
berbagai bidang kehidupan manusia.
Keberhasilan Amerika Serikat dalam menciptakan bom atom, ternyata dalam
waktu yang tidak terlalu lama dapat diikuti oleh pesaingnya Uni Soviet. Pada
tahun 1949 Uni Soviet berhasil melakukan uji coba peledakan bom atomnya. Tentu
saja keberhasilan Uni Soviet itu menimbulkan kecemasan Amerika Serikat sehingga
negara tersebut berusaha mencari dan menciptakan bom tandingannya. Oleh karena
itu, Amerika Serikat segera melakukan penelitian tentang bom hidrogen.
Negara-negara sekutu Amerika Serikat dan satelit Uni Soviet tidak lepas dari pengerahan teknologi persenjataan itu. Negara-negara mereka dibangun basis militer dan pangkalan peluncuran rudal hanya untuk ambisi dua adidaya dunia. Namun, apabila perang terbuka itu benar-benar terjadi karena terkena akibatnya. Bahkan, dapat menjadi sasaran langsung penghancuran padahal mereka tidak tahu-menahu permasalahan. Oleh karena itu, kerja sama dalam bidang pertahanan dan keamanan merupakan kerja sama yang paling mencolok dalam suasana Perang Dingin.
Upaya meredakan Perang Dingin dengan mengurangi, membatasi, dan
memusnahkan persenjataan nuklir dilakukan pada kurun waktu 1968–1982. Bentuk
persetujuan yang dicapai, antara lain sebagai berikut.
a.
Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (Nonproliferation Treaty)
Perjanjian Nonproliferasi Nuklir dilaksanakan pada tahun 1968 yang
diikuti oleh negara Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Soviet. Pertemuan itu
menyepakati bahwa mereka tidak akan menjual senjata nuklir atau memberikan
informasi kepada negara-negara nonnuklir.
b.
Perjanjian Pembatasan Persenjataan Strategis (Strategic Arms Limitation
Talks/SALT I)
Perjanjian SALT I ditandatangani oleh Richard Nixon, Presiden Amerika
Serikat dan Leonid Breshnev, Sekjen Partai Komunis Uni Soviet pada tanggal 26
Mei 1972. Pertemuan kedua pemimpin negara adidaya itu menyepakati untuk:
1) pembatasan terhadap sistem pertahanan antipeluru kendali (Anti-Balistic Missile=ABM)
2) pembatasan senjata-senjata ofensif strategis, seperti Inter-Continental Ballistic Missile (ICBM = Peluru Kendali Balistik Antarbenua) dan Sea-Launched Ballistic Missile (SLBM = Peluru Kendali Balistik yang diluncurkan dari laut/ kapal).
c.
Perjanjian Pengurangan Persenjataan Strategis (Strategic Arms Reduction
Treaty/START)
Perjanjian pengurangan persenjataan strategis dilakukan oleh Amerika
Serikat dan Uni Soviet pada tahun 1982. Perjanjian itu menyepakati bahwa kedua
negara adidaya akan memusnahkan persenjataan nuklir yang dapat mencapai sasaran
jarak menengah.
Upaya menghindari bahaya perang nuklir juga diadakan oleh negara-negara lain yang tidak memiliki persenjataan nuklir. Negara-negara itu khawatir kawasan atau wilayahnya akan menjadi sasaran ataupun salah sasaran akibat perang nuklir itu.
Perkembangan
Teknologi Persenjataan
Persaingan yang paling mencolok dalam masa Perang Dingin adalah dalam bidang militer, khususnya dalam hal persenjataan. Kedua negara adidaya itu saling berlomba menciptakan berbagai senjata yang mutakhir dan mematikan, misalnya bom. Bom adalah senjata ledak yang lazim digunakan dalam perang.
Terorisme juga melibatkan penggunaan bom. Bom umumnya terdiri atas wadah
logam yang diisi dengan bahan peledak atau bahan kimia. Bom melukai dan
menewaskan orang serta merusakkan gedung dan bangunan lain, kapal, pesawat
terbang, ataupun sasaran lain. Salah satu senjata yang paling menakutkan dan
dapat membantu mengakhiri Perang Dunia II adalah bom atom. Senjata yang disebut
bom atom itu dibuat pertama kali oleh Amerika Serikat pada tanggal 16 Juli 1945
di Alamo Gardo, New Mexico. Bom atom itu kemudian dipakai untuk menghancurkan
kota Hiroshima pada tanggal 8 Agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9
Agustus 1945.
Akibat pemboman itu Jepang menyerah dan berakhirlah Perang Dunia II. Bom
dalam bentuk apa pun apabila meledak akan menimbulkan kerugian pada manusia dan
alam sekitarnya. Tenaga atom yang ditimbulkan akan menimbulkan radiasi yang
apabila diterima dalam jumlah besar akan sangat fatal akibatnya. Debu
radioaktif dan endapan dari awan yang tertiup angin dan bertebaran di daratan
dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman serta membinasakan hewan dan
manusia. Pada jangka panjang ledakan bom atom akan mengakibatkan kematian serta
kanker pada manusia, sedangkan kerusakan genetis akan terlihat pada generasi-generasi
berikutnya.
Politik luar negeri adalah wawasan internasional. Oleh karena
itu, politik luar negeri cenderung bersifattetap, politik luar negeri juga
dapat diartikan sebagai pola perilaku, dan kebijakan suatu negara
berhubungan dengan negara lain ataupun dunia internasional. Politik luar
negeri adalah strategi dan taktik yang digunakan oleh suatu negara dalam
berhubungan dengan negara lain.
Politik Luar Negeri Indonesia
Bangsa Indonesia dalam membina hubungan dengan negara lain menerapkan prinsip-prinsip politik luarnegeri yang bebas aktif. Politik luar negeri diabdikan bagi kepentingan nasional terutama untuk kepentingan pembangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Bangsa Indonesia dalam membina hubungan dengan negara lain menerapkan prinsip-prinsip politik luarnegeri yang bebas aktif. Politik luar negeri diabdikan bagi kepentingan nasional terutama untuk kepentingan pembangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Bebas dan aktif dalam
politik luar negeri dapat diartikan bebas dalam memilih apapun
berarti tidak terikat oleh suatu ideologi atau oleh suatu politik negara asing
atau oleh blok negara-negara tertentudanaktif dalam berpartisipasi dalam
perdamaian dunia.
1. Dasar
Pertimbangan
Pada tahun-tahun pertama berdirinya Negara Kesatuan Republik
Indonesia, pemerintahan Indonesiadihadapkan pada kenyataan sejarah, yaitu
munculnya dua kekuatan besar di dunia. Satu pihak Blok Barat
(Amerika Serikat) dan di pihak lain Blok Timur (Uni Soviet). Kenyataan
demikian sangat berpengaruh terhadap usaha-usaha bangsa Indonesia untuk
menjalin hubungan atau kerja sama demi kelangsungan hidup negara.
Pengaruh lain adalah adanya ancaman dari Belanda yang ingin kembali
menjajah bangsa Indonesia. Kondisi itulah yang kemudian menguatkan tekad
bangsa Indonesia untuk merumuskan politik luar negerinya. Pemerintah
berpendapat bahwa pendirian yang harus diambil adalah pendirian untuk
tidak menjadi objek dalam pertarungan politik internasional. Indonesia
harus tetap menjadi subjek yang berhak menentukan nasib sendiri
dan memperjuangkan tujuan sendiri, yaitu Indonesia merdekaseluruhnya.
Perjuangan harus dilakukan atas dasar kepercayaan terhadap diri
sendiri dan kemauan untuk berjuang dengan kemampuan sendiri melalui usaha
menjalin hubungan baik dengan negara-negara lain di dunia. Keterangan
inilah yang kemudian menjadi dasar pertimbangan pelaksanaan politik
luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Sudah seharusnya semua warga
tetap mempertahankan politik luar negeri bebas aktif agar tidak hanyut
dalam arus pertentangan bebas.
2. Dasar-Dasar
Politik Luar Negeri Indonesia
Pada dasarnya politik luar negeri Republik Indonesia tidak
mengalami perubahan. Politik luar negeri bebas aktif tetap berdasarkan
pada Pembukaan UUD 1945 dan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah
(RJPM) 2004–2009. RPJM di antaranya sebagai berikut.
Menegaskan arah politik Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi
pada kepentingan nasional.
Menitikberatkan pada solidaritas antarnegara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa.
Menitikberatkan pada solidaritas antarnegara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa.
Meningkatkan kemandirian bangsa dan kerja sama internasional bagi
kesejahteraan rakyat.
Di samping itu, dengan telah disahkannya Undang- Undang No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri tanggal 14 September 1999 maka pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan politik luar negeri RI selalu merujuk pada ketentuan-ketentuan termaksud dalam UU tersebut.
Di samping itu, dengan telah disahkannya Undang- Undang No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri tanggal 14 September 1999 maka pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan politik luar negeri RI selalu merujuk pada ketentuan-ketentuan termaksud dalam UU tersebut.
Hal yang menjadi landasan bagi
pelaksanaan politik luar negeri Indonesia adalah sebagai berikut.
Landasan ideal, Pancasila, sila kemanusiaan yang adil dan beradab.
Landasan Konstitusional/UUD
1945, Pembukaan, alinea pertama “… kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan…” dan
pembukaan alinea keempat “…ikut menciptakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial…”. Batang tubuh UUD 1945, pasal 11 ayat 1 “Presiden dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuatperdamaian dan
perjanjian dengan negara lain”.
Landasan Operasional, Peraturan perundang-undangan, UU No. 37 Tahun1999
tentang Hubungan Luar Negeri Menolak penjajahan dalam
segala bentuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar