IJTIHAD SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK
Hardian
NANANG RAHMATIKA
PURWATI
ARIF EFENDI
LOLA NIRLALA
PERGURUAN TINGGI AMBA
KAB.ACEH TAMIANG
TAHUN AJARAN 2013-2014
BAB
1
PENDAHULUAN
jtihad
merupakan sumber hukum yang ketiga setelah Al – Qur’an dan As-Sunah. Berijtihad
itu sangat berguna sekali untuk mendapatkan hukum syara’ yang dalilnya tidak
terdapat dalam Al – Qur’an maupun hadits dengan tegas.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak luput dari kesalahan dan kehilafan, oleh karena itu dirurunkannya
Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai penerang bagi semua umat manusia
khususnya umat Islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
IJTIHAD
Dalam
kebahasaan kata ijtihad berasal dari bahasa arab yang katanya”jahada,yang
akhirnya berusaha dengan sungguh-sungguh untung menyelidiki dan mengeluarkan
(meng-istihat-kan)hukum-hukum yang terkandung di dalam al-qur’an dan hadis
dengan syarat-syrat tertentu.
B.
Syarat – syarat Mujtahid
Seorang
mujtahid harus memenuhi beberapa persyaratan.yusuf al-qardawi(ahli usul dan
fikih)menjelaskan bahwa persyaratan pokok untuk menjadi mujtahid adalah:
(1)memahami
al-qur’an dan asbabun nujul-nya(sebab-sebabnya turunnya ayat-ayat al-qur’an
).serta ayat nasikh (yang menghapus hukum)dan mansukh(yang dihapus).
(2)memahami
hadis-hadis nasikh dan mansukh.
(3)mempunyai
pengetahuan yang mendalam tentang bahasa arab.
(4)mengetahui
tempat-tempat– tempat ijmak.
(5)mengetahui
usul fikih.
(6)mengetahui
maksud – maksud syariat.
(7)memahami
masyarakat dan adat istiadatnya,dan
(8)bersifat
adil dan taqwa.
C.KEDUDUKAN
Ijtihat
mempati kedudukan sebagai sumber hukum islam setelah al-qur’an dan hadis. allah
swt berfirman:
ô`ÏBur ß]øym |Mô_tyz ÉeAuqsù y7ygô_ur tôÜx© ÏÉfó¡yJø9$# ÏQ#tysø9$# 4 ß]øymur $tB óOçFZä. (#q9uqsù öNà6ydqã_ãr ¼çntôÜx© xy¥Ï9 tbqä3t Ĩ$¨Y=Ï9 öNä3øn=tæ îp¤fãm wÎ) úïÏ%©!$# (#qßJn=sß öNåk÷]ÏB xsù öNèdöqt±ørB ÎTöqt±÷z$#ur §NÏ?T{ur ÓÉLyJ÷èÏR ö/ä3øn=tæ öNä3¯=yès9ur tbrßtGöhs? ÇÊÎÉÈ
150. dan dari mana saja kamu (keluar), Maka
Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu (sekalian)
berada, Maka Palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi
manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). dan agar
Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.
Dalam suatu riwayat
dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (S. 2: 150) sehubungan dengan peristiwa
berikut: Ketika Nabi SAW memindahkan arah qiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah,
kaum Musyrikin Mekkah berkata: "Muhammad dibingungkan oleh agamanya. Ia
memindahkan arah qiblatnya ke arah qiblat kita. Ia mengetahui bahwa jalan kita
lebih benar daripada jalannya. Dan ia sudah hamir masuk agama kita."
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari as-Suddi melalui sanad-sanadnya.)
hadis yang dijadikan dalil berijtihad ialah hadis riwayat turmuzi dan abu daud tntang dialog antara rasullah saw dengan sahabatnya mu’az bin jamal, yang telah disebutkan di muka.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari as-Suddi melalui sanad-sanadnya.)
hadis yang dijadikan dalil berijtihad ialah hadis riwayat turmuzi dan abu daud tntang dialog antara rasullah saw dengan sahabatnya mu’az bin jamal, yang telah disebutkan di muka.
Hadisnya
yang lain yang juga dapat dijadikan dalil tentang kebolehan berijtihad adalah
sabda rasullulah saw yang artinya:”apabila seorang hakim di dalam menjatuhkan
hukum berijtihat, lalu ijtihadnya itu benar,maka ia mendapatkan dua
pahala,apabila ijtihadnya itu salah,maka ia memproleh satu pahala.”(H.R.BUKHARI
dan MUSLIM).
D.FUNGSI
Untuk menerapkan hukum sesuatu yang
tidak ditemukan dalil hukumnya secara pasti didalam al-qur’an dan hadis.
Sahabat Rasulullah yang sering menjadi mujtahid antara lain : Abu Bakar
As-syidiq, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas’ud
dan Mu’az bin Jabal. Mereka melakukan ijtihad apabila menemukan permasalahan
yang tidak ada nashnya di dalam Al-Qur’an dan Hadis
Ditinjau
dari segi sejarah ijtihad,ijtihad telah dilakukan dari semenjak rasullulah saw
masih hidup dan terus berkelanjutan setelah beliau wafat.
E.BENTUK-BENTUK
IJTIHAD
Bentuk-bentuk ijtihad terbagi 5
yaitu:
-IJMA
-QIYAS
-ISTIHAB
-MASHLAHAH
MURSALAH
-‘URF

Kebulatan
pendapat semua ahli ijtihad pada suatu masa atas suatu masalah yang berkaitan
dengan syariat.misalnya sewaktu pengangkatan malifas setelah nabi wafat.

Menetapkan
hukum atas suatu perbuatan yang belum ada ketentuannya berdasarkan sesuatu yang
sudah ada ketentuan hukumnya dengan memperhatikan kesamaan antara kadua hal
itu.misalnya,menetapkan hukum haram atas ganja,narkoba,heroin,dll.


Kemashalatan atau kebaikan yang tidak
disinggung-singgung syarat untuk mengrjakan atau meninggalkan sedangkan apabila
dilakukan akan menbawa kemanfaatan terhindar dari
keburukan.misalnya,mensyaratkan adanya surAt kawin untuk sahnya gugatan dalam
soal perkawinan,nafkah,waris,dll.

Kebiasaan
yang di lakukan oleh seorang atau seklompok oleh orang baik dalam kata-kata
atau perbuatan.misalnya,kebiasaan jual eli dengan serah terima tanpa
menggunakan kata-kata.
F.Macam-macam Ijtihad
Secara
garis besar ijtihad dibagi kedalam dua bagian, yaitu ijtihad Fardhi dan Jami’i.
a. Ijtihad fardhi adalah :
”Setiap ijtihad yang dilakukan oleh perseorangan atau beberapa orang, namun tidak
ada keterangan bahwa semua mujtahid lain menyetujuinya dalam suatu perkara ( Tasyri’
Islami: 115)
Ijtihad yang semacam inilah yang pernah dibenarkan oleh Rasul kepada Mu’adz ketika Rasul mengutus beliau untuk menjadi qodhi di Yaman.
Ijtihad yang semacam inilah yang pernah dibenarkan oleh Rasul kepada Mu’adz ketika Rasul mengutus beliau untuk menjadi qodhi di Yaman.
b. Ijtihad Jami’i adalah : ”Semua ijtihad dalam suatu perkara yang
disepakati oleh semua mujtahidin.” ( Ushulu Tasyri’ :116 )
Ijtihad semacam ini yang dimaksud oleh hadits Ali bin Abi Thalib pada waktu beliau menanyakan kepada Rasul tentang suatu urusan yang menimpa masyarakat yang tidak diketemukan hukumnya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Ketika itu Nabi bersabda : ”Kumpulkanlah orang-orang yang berilmu dari orang-orang mukmin untuk memecahkan masalah itu dan jadikanlah hal itu masalah yang dimusyawarahkan diantara kamu dan janganlah kamu memutuskan hal itu dengan pendapat orang seorang.” ( H.R. Ibnu Abdil Barr )
Disamping itu, Umar bin Khatab juga pernah berkata kepada Syuraikh : ”Dan bermusyawarahlah ( bertukar pikiran ) dengan orang-orang yang saleh.”
Ijtihad semacam ini yang dimaksud oleh hadits Ali bin Abi Thalib pada waktu beliau menanyakan kepada Rasul tentang suatu urusan yang menimpa masyarakat yang tidak diketemukan hukumnya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Ketika itu Nabi bersabda : ”Kumpulkanlah orang-orang yang berilmu dari orang-orang mukmin untuk memecahkan masalah itu dan jadikanlah hal itu masalah yang dimusyawarahkan diantara kamu dan janganlah kamu memutuskan hal itu dengan pendapat orang seorang.” ( H.R. Ibnu Abdil Barr )
Disamping itu, Umar bin Khatab juga pernah berkata kepada Syuraikh : ”Dan bermusyawarahlah ( bertukar pikiran ) dengan orang-orang yang saleh.”
BAB III
KESIMPULAN
jtihad
merupakan sumber hukum yang ketiga setelah Al – Qur’an dan As-Sunah. Berijtihad
itu sangat berguna sekali untuk mendapatkan hukum syara’ yang dalilnya tidak
terdapat dalam Al – Qur’an maupun hadits dengan tegas.Dalam kehidupan
sehari-hari manusia tidak luput dari kesalahan dan kehilafan, oleh karena itu
dirurunkannya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai penerang bagi semua
umat manusia khususnya umat Islam.
BAB III
PENUTUP
Alhamdulillah kami ucapkan
kehadirat Allah SWT dengan kekuasaannya dan dengan petunjuknya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini kita semua
dapat mengetahui dan memahami IJTIHAD SEBAGAI SUMBER
AJARAN sehingga dapat
di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin penyajian makalah ini jauh
dari kesempurnaan untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini juga dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
BAB
V
DAFTAR
PUSAKA
SYAMSURI,PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM kels X,hal 62,63,64,65 PT.AKSARA PRATAMA,PERBIT ERLANGGA,2006
http:/www.google.com